JAMBI – Untuk kesekian kalinya, hujan yang mengguyur cukup lebat dan lama pada Sabtu (24/10) malam, kembali membuat pemukiman di Kelurahan Jelutung terendam banjir. Tepatnya di RT 51 atau tepatnya di belakang Karaoke Celebrity.
Air pun masih menggenangi sejumlah rumah warga sejak Minggu (25/10) sore. Lurah Jelutung, Widdy terlihat sejak malam langsung mendatangi lokasi guna mengecek keadaan warga sekitar.
Meski terendam banjir, Widdy menyebutkan, warganya masih memilih untuk tetap tinggal di rumahnya. Sebab menurutnya air yang masuk ke rumah warga tidak terlalu parah.
“Tidak dievakuasi. Kadar air yang masuk masih sedikit. Cuma itu seperti yang kemarin, kita harap lebih cepat dilakukan normalisasi Sungai Asam. Sebab air surutnya lama,” jelas Widdy.
Lanjutnya, setidaknya ada sepuluh rumah yang terdampak akibat luapan air sungai yang berada di kawasan tersebut. “Warga di lokasi itu mereka sudah terbiasa di dalam rumah. Selain itu sebagian rumah juga sudah ditinggikan (panggung, red) dan biasanya mereka tetap bertahan di rumah sampai air surut,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Yunius Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Jambi menyebutkan tidak hanya disebabkan kondisi sungai yang berliku maupun kecil saja. Namun juga dikarenakan keterlambatan pembukaan pintu air di kawasan Sungai Asam.
Tak hanya itu, sampah juga menjadi penyebab. Di mana sampah menumpuk di pintu air Sungai Asam, yang mengarah ke aliran Sungai Batanghari. “Penanganan sungai di kawasan tersebut sudah dilakukan dari hulu hingga hilir, yakni Sungai Kenali Asam Atas hingga Sungai Batanghari. Namun waktu itu, terjadi penumpukan sampah yang terlalu banyak,” terangnya.
Pihaknya saat ini tengah melakukan proses pengadaan tanah untuk dijadikan kolam resitensi di wilayah tersebut. “Ada sekitar setengah hektare, sedang dalam tahap pengadaan. Memang idelanya di sana butuh satu kolam resistensi. Di RT 35 kalau tidak salah akan kita buatkan,” sebutnya.
Lanjutnya, pengadaan ini akan dilakukan pada tahun 2021 mendatang. Jika nantinya sudah dibeli, maka akan secepatnya dibuat kolam resistensi. “Kalau sudah dibeli, langsung dikerjakan. Itu anggarannya sekitar Rp 50 juta per tumbuk,” singkatnya. (zen)