Menggali ‘Harta’ Terpendam di Sungai Merangin

Fosil Berharga Berhasil Diangkat

Rabu, 26 September 2018 - 07:53:50 WIB

ANGKAT : Warga saat menunjukan batu berwarna hitam. Batu tersebut merupakan bagian dari salah satu tubuh hewan purba yang sudah menjadi fosil didasar sungai Merangin.
ANGKAT : Warga saat menunjukan batu berwarna hitam. Batu tersebut merupakan bagian dari salah satu tubuh hewan purba yang sudah menjadi fosil didasar sungai Merangin. Herick Apriyanto/Bangko Independent

BANGKO-INDEPENDENT.COM-Kekayaan alam Bumi Tali Undang Tambang Teliti, selalu menyimpan berbagai pesona. Selain kekayaan alam berupa emas, di tanah Merangin juga terdapat ‘harta’ yang berusia mencapai puluhan ribu tahun.

‘Harta’ terpendam itu berupa fosil tumbuhan dan binatang yang sudah menjadi batu. Keberadaan fosil itu masih tersimpan rapi didasar Sungai Merangin. Kali ini, peninggalan sejarah zaman purba di wilayah Dusun Baru Air Batu ini berhasil diangkat ke permukaan.

Batu berwarna hitam mengkilap itu berhasil diangkat oleh warga selama empat hari bekerja. Pengangkatan batu fosil di dasar Sungai Merangin ini dilakukan bukan untuk dijual. Melainkan warga akan menjaga dan menjadikan lokasi tersebut sebagai museum batu fosil sebagai salah satu penghasilan bagi desa.

Kerja keras, warga yang diarahkan oleh Tokoh Masyarakat Dusun Baru Air Batu yakni Sayudin tersebut terbayar sudah. Batu berwarna hitam mengkilap ini berukuran 1 meter dengan diameter mencapai 50 cm. Menurut riwayatnya, batu tersebut dahulunya pernah diperlihatnya oleh masyarakat. Uamun untuk menjaga agar tetap ada dan tidak merusak sejarah, maka batu yang menjadi bagian salah satu tubuh hewan purba ini kembali ditenggelamkan.

“Kita bersama warga sengaja mengangkat batu ini. Dan ini tidak akan kita jual. Ini akan kita jaga dan dijadikan sebagai bukti sejarah di Dusun kami,” sebut pria yang akrab disapa Ngah Udin ini.

Diceritakannya, pengangkatan batu ini tidak dilakukan sendiri. Melainkan ia melibatkan para saudaranya serta warga di Dusun Air Batu. Warga tersebut yakni Nazardi, Piat, Darwis, Kudi, Priyansi dan Sapiil. Diuraikan Ngah Udin, batu ini telah diakui oleh salah satu Profesor penelitaan dari Australia pada tahun 1972 lalu. Saat itu posisi batu tersebut masih berada dipermukaan sungai. Namun saat ini batu tersebut sengaja ditenggelamkan kembali ke dasar sungai.

“Itu kita lakukan karena kita takut batu fosil ini menjadi perdagangan oleh oknum-oknum, makanya kita tenggelamkan. Beratnya mencapai 300 Kg,” urainya.

“Dulu pernah kita angkat, takut akan disalah gunakan, kita tenggelamkan lagi. Saat ini, batu itu akan kita jaga dan menjadi potensi bagi desa,” sebutnya.

Diuraikannya, masih banyak tersimpan berbagai bukti peninggalan zaman purba didasar sungai ini. “Tapi tidak ada satupun orang yang kami perbolehkan mengambilnya. Dan ini akan kita jaga, karena ini adalah harta di Dusun kami,” tegasnya.

Namun sayangnya, sebut Ngah Udin sudah ada ‘Urat’ batu yang dikirimkan ke museum di Jakarta. Tidak ingin benda berharga tersebut ke luar daerah, ia merencanakan akan menata batu batu tersebut sebagai salah satu potensi yang ada di Dusun Air Batu.

“Yang ini dan setelah ini tidak ada lagi batu fosil yang keluar dari dusun kami. Ini potensi dusun kami dan akan kami jaga sebagai mana kami menjaga rumah kami,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan pengangkatan batu berharga ini sengaja dilakukan. Sebab ia menginginkan ‘harta karun’ Dusun Air Batu ini akan menjadi daya tarik pariwisata di Dusun Air Batu. Hal itu juga seiring dengan program Bupati dan Wakil Bupati Merangin yang membangkitkan sektor pariwisata Merangin. “Dan kami memulainya dari sini,” sebutnya sembari menunjukan salah satu batu berwarna hitam besar tersebut.

Selain itu, didasar sungai ini, ungkapnya masih banyak fosil-fosil yang sudah membatu. Dan hal itu secara perlahan akan diangkat kepermukaan serta akan dikumpulkan dan dijaga oleh masyarakat. Fosil tersebut berbentuk, kerang, dedaunan, pakis purba serta banyak lagi. “Potensi ini akan kita angkat, kita kelola dan menjadi saksi sejarah bagi dusun kami. Kami pastikan tidak ada satupun batu ini yang dijual ke luar. Masyarakat kami mengawasi semuanya,” tegasnya.

Proses pengangkatan batu itu ternyata tidak mudah, butuh waktu empat hari mengambil batu dari dasar sungai Merangin tersebut. Sebab, warga harus menyelam sedalam 20 meter ke dasar sungai. Di dasar sungai, batu tersebut dibersihkan dari pasir yang menutupi badannya. Proses tersebut dilakukan secara perlahan. Dan akhirnya baru berhasil diangkat ke permukaan, Selasa (25/9). “13 tahun kami pendam, sejak diperlihatkan terakhir, dan batu ini kembali ke permukaan untuk membuktikan sejarah di dusun kami. Dan kami akan menjaga dan melestarikannya,” jelasnya.

Dari bentuknya dan histori warga setempat. Batu berwarna hitam mengkilap ini merupakan salah satu bagian dari hewan purba yang sudah membatu. Jika dilihat dari bentuknya, batu ini merupakan bagian kepala atas hewan yang ditebak mirip Badak tersebut. Sementara ada beberapa rangkaiaan lainnya yang sudah dibawa ke museum di Jakarta.

“Kita akan terus menggali sisa-sisa fosil yang membatu ini. Dan akan kita jadikan kelestarian di dusun kami,” pungkasnya. ***

 






BERITA BERIKUTNYA

loading...