Mengenal Budaya Lewat

#Culvis 2018

Senin, 23 Juli 2018 - 08:09:22 WIB

CULTURAL VISIT MEDIA GATHERING 2018

 

TEMUKAN KEMBALI RATUSAN AWAK MEDIA

Cultural visit media gathering 2018 (Culvis 2018) diadakan pada tanggal 8-12 Juli 2018 mengunjungi 5 kota besar yaitu Jakarta, yogyakarta, Magelang, Kudus dan Semarang. Culvis 2018 merupakan apresiasi dan kerja nyata PT Djarum terhadap hubungan baik kepada Media baik cetak maupun online dan mitra bisnis yang diadakan dengan penuh rasa kekeluargaan. Adapun awak media yang tergabung berasal dari berbagai daerah diantarannya Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jabodetabek, Banten dan Kalimantan Barat

--------------------------------------------------------------------------------

Acara pertama, rombongan di undang menyaksikan final badminton Blibli Indonesia open 2018 di Istora Senayan (8/7/2018).  Suporter  tuan rumah semakin bergemuruh saat wakil Indonesia pasangan ganda putra/putri dan ganda putra bertanding di dua dari lima laga puncak. Semua ikut berteriak menggetarkan  Istora Senayan.  Istora yang baru direnovasi dengn kapasitas 7.110 kursi itu penuh oleh pecinta badminton.  Keseruan  sangat terasa saat kedua wakil Indonesia menjadi juara,  pasangan Tantowi Ahmad/Liliana Nafsir (Owi/Butet) memupus perlawanan pasangan asal Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Dan pasangan Markus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya (Markus/Kevin) menundukkan wakil Jepang Tatuko Inoue/Yuri Kaneko dua set langsung.

                                                                                         

Acara kedua penerbangan dari Halim Perdana Kusuma menuju kota gudeg Yogyakarta. Setelah mendarat di bandara Adisucipto, agenda nya adalah eksplor Candi Prambanan, sleman, Yogyakarta. Waktu perjalanan dari bandara sekitar 45 menit. Setelah acara santap siang di Prambanan Restaurant ( dalam area wisata Prambanan) peserta Culvis 2018 langsung berjalan ke area candi.  Di awali dengan foto bersama peserta Culvis di pelataran area candi, kemudian langsung eksplor masuk ke komplek percandian. Terlihat peserta culvis sangat menikmati masuk ke dalam candi. Ada yang selvi atau foto bersama di depan candi. Memang ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang ke Prambanan setiap hari.  Terlihat para pekerja pun sedang melakukan pemugaran pada bagian candi. Itu dilakukan  untuk merawt semua patung dan releif-releif pada bagian candi yang telah berusia ribuan tahun tersebut.  Tak terasa eksplor candi Prambanan juga harus berakhir dengan mobil wisata keliling komplek percandian.  Dan petualangan berikutnya adalah menuju tebing Breksi.  Sekitar 30 menit perjalanan bus dari Prambanan, tiba di Tebing Breksi, desa Sambirejo persisi nya 15 km dari pusat kota Yogyakarta.  Kawasan perbukitan batu vulkanik ini adalah sisa gunung Purba Ngalanggerah. Tiga tahun lalu Breksi diresmikan sebagai objek wisata. Sebelumnya Breksi di tambang oleh warga desa untuk bahan bangunan dan kerajinan tangan.  Secara umum Breksi tampaknya masih dalam tahap pembenahan namun sudah ngetop.  Panorama alam yang disuguhkan memang sangat mempesona. Dari kejauhan tampak keperkasaan gunung Merapi dan gunung Merbabu. Pada salah satu dinding tebing ada ukiran pewayangan yang sedang bertarung.  Di bagian depannya ada ukiran sesosok ular naga raksasa yang sedang menuruni tebing.  Para jurnalis Culvis  langsung melahap pesona geowisata itu dengan berfoto sepuasnya.

 

 

Acara kemudian dilanjutkan dengan mengunjunggi jalan Malioboro, Yogyakarta.  Berangkat selepas makan malam dari hotel Ibis Malioboro para jurnalis di angkut dengan menggunakan 35 andong. Karena banyak nya jumlah andong yang digunakan sampai harus di kawal polisi. Kami pun jadi perhatian warga lainnya yang juga ikut menikmati  malam di Malioboro.  Turun dari alun alun utara selanjutnya menyisir jalan Malioboro sambil berwisata belanja dan menikmati berbagai aktivitas malam. Keseruan masih berlanjut hingga larut malam, menikmati wisata kuliner malam hari dengan merasakan sensasi kopi Joss (kopi hitam yang di campur dengan arang) dan Nasi kucing serta aneka jajanan.  Malioboro tak pernah sepi dari pengunjung. Meski bukan hari weekend wisatawan tetap memadati jalan Malioboro yang sudah melegenda.

 

Keesokan hari nya sekitar pukul 10.00 WIB tiba di candi Borobudur,  Magelang,  Jawa Tengah.  Borobudur merupakan candi Budha terbesar di dunia dan oleh UNESCO ditetapkan sebagai situs cagar budaya keajaiban dunia. Setelah sesi foto bersama rombongan Culvis 2018 di depan situs bersejarah itu, jurnalis langsung mengekplor Borobudur.  Candi ini memiliki ribuan panel relief di dinding piramida berundak yang disusun dari batu-batu andesit dan saling mengunci. Terdapat pula ratusan arca budha dan puluhan stupa.  Stupa terbesar terletak di tengah yang menjadi mahkota dari candi pemujaan Buddha.  Setiap bagian dari Borobudur mengandung makna religi yang suci.  Wisatawan baik lokal maupun mancanegara sibuk hilir mudik mengamati  dan berfoto di bagian  situs bersejarah ini. Rasanya tak cukup kata untuk menggambarkan kekaguman akan arsitektur candi se ajaib ini. Sayang waktunya hanya singkat untuk berkunjunng. Borobudur memang harus di lestarikan hingga 1000 tahun lagi.

Setelah mengekplor  Borobudur, selanjutanya waktunya seru seruan di sungai Elo.  Hanya 30 menit tiba di basecamp Citra Elo, salah satu dari puluhan operator Rafting yang ada di Magelang.  20 unit perahu karet sudah disiapkan untuk rombongan.  Paket nya family trip sepanjang 12,5 km dengan waktu arung 2-3 jam. Trip ini untuk kelas pemula.  Tapi yang membuat seru, banyak peserta yang baru pertama kali menjajal olah raga ini. Banyak yang khawatir dan was-was.  Untung saja pemandunya mas Gufron menjelaskan prosedur rafting ini dengan gaya yang kocak.  Alhasil penjelasan singkat lewat guyonan in i menguatkan rasa percaya diri peserta jadi tidak ada satupun yang mundur.  Dengan kekompakan  tim saat mendayung, spot-spot arus yang menguncang perahu berhasil di lewati. Ada juga pengalaman perahu yang terbalik, tetapi semua berjalan dengan aman. Pemandangan alam di sepanjang jalur cukup memanjakan mata.  Akhirnya tantangan Sungai Elo berhasil kami tahlukan.

 

 

 

Kudus Kota (budaya) Kretek, Produksi  Sigaret  Kretek Tangan dan Mesin .

Puncak nya peserta culvis media gathering diajak melihat langsung produksi rokok Sigaret Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) di kota Kudus, Jawa Tengah. Rabu (11/2/2018). Awalnya, kami di ajak meninjau lokasi SKT Karang Bener yang memproduksi Djarum Coklat, Djarum 76 dan Djarum Istimewa.

Menurut Manajemen PT Djarum Kudus, Purnomo Nugroho  produksi  SKT berada di 25 lokasi dan SKM di produksi di 2 Lokasi.  Menurutnya produksi SKT memperkerjakan sekitar 72 ribu orang yang kebanyakan perempuan.  Khusus SKT Karang Bener memperkerjakan 4.500 tenaga wanita untuk bagian ngelinting/penggulunggan, pengguntingan/bathil dan pengepakkan. Mereka mulai bekerja pukul 06.00 WIB dampai dengan pukul 13.00.  Dalam 1 hari seorang pekerja dapat memproduksi antara 3.000 – 4.000 batang rokok kretek.

Kunjungan berikutnya melihat langsung proses produksi SKM di lokasi Oasis Factory.  Tiba di lokasi seluas 82 ha itu ada tempat memproduksi SKM berbagai jenis rokok Filter seperti Djarum Super, LA Bold, LA Lights, Djarum Super MLD dan lainnya. Selain Lokasi Pabrik, di Oasis Kretek Factory ada juga pembibitan tanaman dan pengolahan limbah yang semua nya mengedepankan sistem go green.

Di Lokasi SKM dapat langsung melihat proses produksi rokok dengan tenaga mesin dari tembakau sampai dengan pengepakan, sangat canggih.  Namun ada aturan di larang memfoto pada proses produksi SKM.  Produksi SKM mampu menghasilkan antara 6 -7 juta batang rokok per hari. Berarti dalam satu menit  mampu memproduksi  9 ribu batang rokok. Yang menarik dari Lokasi Oasis Factory setengah dari luas lokasi untuk taman dan penghijauan dan setengah nya untuk keperluan pabrik .

Puas mengelilingi pabrik modern, kami lalu diajak untuk menikmati makan siang di gedung perkantoran yang masih di kawasan Oasis. Begitu rombongan sampai langsung disambut dengan tarian Kretek.  Tari Kretek menggambarkan kaum perempuan yang memproduksi sigaret kretek tangan.  Dibuat dengan bahan tembakau pilihan. Mereka tidak asal membuatnya saja, tapi juga berusaha menciptakan rokok yang bisa memuaskan konsumen. Mereka bekerja dengan sepenuh hati,  kebahagiaan terpancar saat mandor menerima hasil produksi mereka dengan puas dan membayarkan upah atas pekerjaan tersebut.

Kini PT. Djarum juga turut serta dalan pembangunan masyarakat melalui CSR nya, Djarum Foundation yang berdiri sejak 1986.  Djarum Foundation didirikan sebagai bakti untuk Indonesia, berupa : Djarum Bhakti Sosial, Djarum Bhakti Lingkungan, djarum Bhakti Pendidikan dan Djarum Bhakti Olahraga.Terima kasih PT Djarum. (Ttk)

 






BERITA BERIKUTNYA

loading...