Curi Data Sensitif Pengguna iPhone, Google Dituding Langgar Privasi

Rabu, 23 Mei 2018 - 13:33:01 WIB

 Logo Google di kantor perwakilannya di London, Inggris. (GettyImages)
Logo Google di kantor perwakilannya di London, Inggris. (GettyImages)

BANGKO-INDEPENDENT.COM-Google dikabarkan mengumpulkan data pribadi yang sensitif dari jutaan pengguna iPhone. Hal ini tentu sudah melewati batas kebijakan privasi pengguna. Data tersebut dikumpulkan sekitar Agustus 2011 dan Februari 2012 silam.

Sebagaimana JawaPos.com lansir dari laman Mirror, Selasa (22/5), Google mengumpulkan data pribadi yang sensitif dari 4,4 juta pengguna iPhone dan menggunakannya untuk membagi orang ke dalam kategori untuk pengiklan.

google data iphone, google langgar privasi
Unit ponsel pintar iPhone X. (Reuters)

Saat ini, raksasa teknologi itu tengah menghadapi klaim hukum massal atas kasus melanggar batas pengaturan privasi terhadap penggunanya yang berjalan di atas sistem opeasi iOS di iPhone. Litigasi juga sedang diajukan grup kampanye bernama Google You Owe Us, yang dipimpin salah satu mantan pekerja di Google bernama Richard Lloyd.

Sidang pertama kasus ini digelar di London, Inggris pada Senin (21/5). Pengacara untuk Lloyd mengatakan kepada pengadilan, informasi yang dikumpulkan Google ini di antaranya, asal-usul ras atau etnis, kesehatan fisik dan mental, afiliasi politik atau pendapat, seksualitas dan minat seksual dan kelas sosial.

Lainnya, ada juga yang mengatakan informasi tentang situasi keuangan individu, kebiasaan berbelanja, bahkan lokasi geografis dari pengguna iPhone turut diambil oleh pemilik sistem operasi Android itu. Informasi kemudian ‘dikumpulkan’ dan pengguna dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok seperti pecinta sepak bola, fashion, dan beberapa urusan penting lainnya.

Hugh Tomlinson yang juga mewakili Richard Lloyd menyebut, data dikumpulkan melalui pelacakan dan pengumpulan rahasia dari informasi yang berkaitan dengan penggunaan internet pada Safari Browser. Ini memang tersedia untuk pengguna iPhone yang dikenal sebagai ‘Safari Workaround’.

Kemudian kegiatan itu diekspos oleh seorang peneliti PhD pada tahun 2012 dan Google telah membayar 39,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk menyelesaikan klaim di AS.

"Tindakan mereka telah memengaruhi jutaan orang di Inggris dan Wales dan kami akan meminta hakim untuk memastikan mereka dimintai pertanggungjawaban pada pengadilan ini," kata Lloyd.

Kelompok kampanye tersebut berharap untuk memenangkan setidaknya EUR 1 milyar sebagai kompensasi untuk sekitar 4,4 juta pengguna perangkat.

Kendati mendapat tuntutan ganti rugi dari kelompok kampanye tersebut, Google menyatakan jenis ‘tindakan perwakilan’ yang diajukan terhadapnya oleh Richard Lloyd tidak sesuai dan tidak boleh dilanjutkan.

Pengacara untuk perusahaan yang berbasis di California mengatakan, tidak ada saran bahwa Solusi Safari menghasilkan informasi yang diungkapkan kepada pihak ketiga. Google juga mengatakan bahwa tujuan dari klaim Richard Lloyd lebih mengarah kepada mengejar kampanye untuk akuntabilitas dan retribusi terhadap perusahaan, daripada mencari kompensasi untuk individu yang terkena dampak langsung.

"Pengadilan seharusnya tidak mengizinkan satu orang untuk mengkooptasi hak perlindungan data jutaan individu untuk tujuan memajukan agenda kampanye pribadi. Pengadilan tidak boleh membiarkan mereka untuk menempatkan tanggung jawab pada individu yang tidak ingin untuk dikaitkan dengan kampanye tersebut,” jelas Google melalui perwakilannya Anthony White.

(ryn/JPC)






BERITA BERIKUTNYA

loading...