Tubuh Broto Dipenuhi Sisik

Selasa, 10 April 2018 - 13:53:00 WIB

SAROLANGUN-INDEPENDENT.COM
SAROLANGUN-INDEPENDENT.COM

SAROLANGUN-INDEPENDENT.COMPenyakit cukup langka menghinggapi Hadi Broto (34), warga Dusun Payo Kumbang, Desa Muara Cuban, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun. Pria lajang ini diketahui menderita penyakit eritroderma atau kelainan pada kulit. Akibatnya, seluruh tubuhnya menjadi bersisik dan mengelupas terus menerus.


Broto, panggilan akrabnya mengaku jika  dirinya menderita penyakit eritroderma sejak dari lahir hingga umurnya mencapai 34 tahun. Meski menderita penyakit kelainan pada kulit, Ia justru sama sekali tidak minder saat bersama teman-temannya.


Menurutnya, Ia hidup dan tinggal bersama ayah serta dua orang adiknya. Sedangkan ibunya telah lama tiada (meninggal dunia, red). Ia terpaksa tak memilih berobat ke rumah sakit lantaran keterbatasan dana.


“Saya tidak bekerja. Dengan kondisi begini memang tidak memungkinkan untuk kerja. Hidup saya hanya bergantung dengan orang tua dan keluarga terdekat,” ungkap Broto dibincangi koran ini beberapa waktu lalu.


“Dulu saya memang pernah berobat ke Jambi. Itu pun karena dibantu oleh Camat Batang Asai yang lama, Junaidi. Dan setelah tiga kali berganti Camat, hingga sekarang saya tidak pernah lagi mendapat bantuan dari Pemerintah Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi,” timpalnya.


Lantas, bagaimana Broto mengobati penyakitnya? Menanggapi pertanyaan ini, Broto mengaku jika penyakit di tubuhnya itu, diobati sendiri dengan cara mengoleskan minyak sayur yang dicampur dengan pil penicillin.


 “Dioleskan pada bagian tubuh yang gatal. Itu saja obatnya. Jangankan untuk berobat ke rumah sakit, untuk makan sehari-hari pun kami cukup sulit,” akunya.


Sementara, menurut adik kandung Broto, Nurlina, setiap hari kakak kandungnya itu hanya  menghabiskan waktunya dengan duduk bersama masyarakat di desa setempat. “Tentu sedih lah bang. Tapi mau bagaimana lagi. Kami juga tidak bisa berbuat banyak,” tuturnya.


Diakui Nurlina, Broto tak pernah kebagian bantuan seperti Raskin dan dana bantuan langsung dari Pemrintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat, yang masuk ke desanya. “Seingat saya hanya sekali Broto mendapat bantuan. Itu pun sudah lama, saat pak Camat Junaidi menjabat dulu,” katanya.


Terpisah, M Jafri yang tak lain paman Broto mengatakan, meski Broto keterbelakangan fisik dan penglihatannya kabur, namun mata hatinya tidak lah buta. Selain daya ingatnya cukup kuat, Broto juga pandai mengaji dan cepat dalam menghafal.


“Dia pintar mengaji dan bernyanyi. Suranya cukup merdu. Dulu Ia sering ikut lomba MTQ tingkat Kecamatan maupun Kabupaten. Kadang dapat juara 2,” terangnya.
Ia berharap, jika memang ada bantuan dari Pemerintah, dirinya memohon bantuan berupa pelatihan maupun modal usaha untuk Broto, agar dapat sedikit menunjang kehidupannya sehari-hari.


“Untuk sekolah tidak memungkinkan lagi, dikarenakan faktor usia. Setidaknya ada bekal dari pelatihan dan keterampilan untuk Broto,” pungkasnya. (sar/skm)






BERITA BERIKUTNYA

loading...